Saya dan Malam Minggu
Sumber di sini | Kota Yang Ramai Seorang kawan mengirimi saya pesan singkat, "Malam Minggu di mana Wan?" Mungkin karena it...
Sumber di sini | Kota Yang Ramai |
Seorang kawan mengirimi saya pesan singkat, "Malam Minggu di mana Wan?" Mungkin karena itu, saya menulis sedikit catatan untuk malam ini. Saya menulis catatan ini setelah membeli sebuah buku yang sejak tiga Minggu lalu ingin saya dapatkan, hanya saja baru malam ini saya mendapatkan uang yang pas untuk membeli buku itu. Mungkin, saya bermalam Minggu di dalam lembaran buku itu. Di parkiran saya merasa, Malam Minggu mungkin sebuah pelukan manja dari seorang kekasih atau mungkin juga sebuah genggaman hangat diikuti dengan perbincangan penuh basa-basi. Bukan, itu salah. Nanti akan saya pikirkan lagi.
Selepas membeli buku, saya mampir di Mom's Cafe, cafe ini tempat para penggemar Liverpool Regional Makassar berkumpul. Malam ini ada pertandingan Liverpool yang sedang mereka nantikan. Bulan depan mereka juga akan melakukan pemilihan ketua Regional Makassar. Dan malam ini, adalah kali pertama saya datang ke tempat ini. Sendiri. Seperti biasa, saya memesan segelas jus kesukaan itu. Tak perlu kusebutkan jus itu, saya yakin beberapa dari pembaca sudah bisa menebak jus apa yang akan saya pesan.
Dua paragraf di atas, mungkin bisa menjawab pertanyaan seorang kawan yang telah mengirimkan pesan singkat itu. Sebelumnya, saya ingin datang ke rumahnya, tapi karena melihat jalan-jalan telah dipenuhi rencana malam Minggu, saya menunda niat tersebut. Rasa-rasanya, sendiri jauh lebih menyenangkan malam ini. Saya mungkin memikirkan seseorang, saya mungkin merindukan adik-adik saya, saya mungkin mencari diri saya yang sedang tersesat, mungkin juga Malam Minggu adalah doa panjang yang kupanjatkan demi keselamatan kedua orangtua saya. Entahlah, apapun yang menjelma menjadi Malam Minggu, atau apa saja yang hadir di Malam Minggu semoga tak menambah apa yang tak perlu ditambahkan, dan tak mengurangi apa yang harusnya tak dikurangi.
Setelah menulis catatan ini, saya akan menikmati segelas jus yang baru saja diletakkan pelayan di samping laptop saya. Selanjutnya, Malam Minggu bisa jadi adalah waktu untuk mengirimkan pesan rindu pada seseorang yang akan melengkapi malam, seluruh malam. Hingga Malam Minggu tak lagi menjadi malam panjang dan berbeda dari biasanya, seluruh malam akan jadi malam jika tiba waktunya, waktu bersamanya.
Terima Kasih telah membaca catatan seperti ini, selamat menikmati malam. Saya rasa, anda juga sedang belajar menuliskan atau membaca kebisingan yang ada di dalam hati dan pikiran anda. Beristirahatlah sejenak, atau esok kita terbangun dalam mimpi menjadi seorang anak-anak yang selalu menanti malam. Bila malam tiba, anak itu memanggil ayah dan ibunya, berharap mereka mampu menemani untuk menghitung seberapa banyak bintang yang gelisah ingin jatuh. Gelisah itu tak serupa dengan gelisah anak-anak yang memanggil-manggil orang tuanya, namun pura-pura tak mendengarkan. Mungkin itu Malam Minggu, bagi pasangan muda-mudi yang kehilangan waktu bermain bintang bersama ayah dan ibu, di halaman belakang rumah. Mungkin.
Makassar, 29 Maret 2014
Post a Comment: